Pengkajian Sistem Gastrointestinal
LEMBAR
KERJA MAHASISWA
1.
Nyeri abdomen
Pengkajian
a. Data
subyektif
· P
= Pengkajian untuk menentukan faktor atau peristiwa yang mencetuskan keluhan
nyeri.
Q
= Pengkajian sifat atau keluhan (karakter),sperti apa rasa nyeri yang dirasakan
atau digambarkan.
R
= Pengkajian untuk menentukan area atau lokasi
keluhan nyeri, apakah nyeri menyebar an apkah nyeri menjalar ke area lain.
S
= Pengkajian seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan pasien.
T
= Berapa lam nyeri berlangsung, kapan, apakah
bertambah buruk pada malam hari atau siang hari.
· Adakah
perubahan kebiasaan defekasi ?
· Aakah
gejala gangguan pencernaan seperti BB menurun
b. Data
obyektif
·
Kaji tanda-tanda
ketidak nyamanan
-
Menetapkan respon
fisiologis klien terhadap nyeri
-
Mengkaji kuantitas
persepsi klien terhadap nyeri
-
Lihat ekspresi nyeri
klien
-
Lihat prilaku klien
·
Vokalisasi
-
Mengaduh
-
Menangis
-
Sesak nafas
-
Mendekur
·
Ekspresi wajah
-
Meringis
-
Menggeletukkan gigi
-
Mengernyitkan dahi
-
Menutup mata
-
Menggigit bibir
·
Gerakan tubuh
-
Gelisah
-
Imobilisasi
-
Ketegangan otot
-
Peningkatan gerakan
jari dan tangan.
-
Aktivitas melangkah
yang tunggal ketika berlari atau berjalan
·
interaksi sosial
-
Menghindari percakapan
-
Fokus hanya pada
aktivitas untuk menghilangkan nyeri
-
Menghindari kontak
sosial
-
Penurunan tentang
perhatian
·
Adakah gejala penyerta
·
TTV
Pemeriksaan penunjang
Tiga
macam pemeriksaan:
a. Tes
iliopsoas : pasien diminta mengangkat tungkainya dengan lutut ekstensi dan
pemeriksa memberi tekanan melawan gerak tungkai sehingga m.iliopsoas dipaksa
berkontraksi kuat.
b. Tes
obturator : tungkai pasien diputar ke dalam(endorotasi dan eksorotasi) pada
posisi fleksi lutut dan lipat paha 90 derajat,timbul nyeri kemungkinan ada
proses radang di daerah m.obturatorius.
c. Tes
perkusi tinju : pemeriksa melakukan perkusi (bukan pukulan keras)pada sisi
dinding toraks kira-kira di pertengahan antara aksila dan spina iliaka anterior
superior dengan tinju melalui tangan yang lain sehinggan terjadi getaran
didalam karna benturan.
2.
Konstipasi
Pengkajian
a. Data
subyektif
·
Penentuan pola
eliminasi klien yang biasa. Termasuk frekuensi dan waktu defekasi dalam sehari.
·
Identifikasi rutinitas
yang dilakukan untuk meningkatkan eliminasi normal.
·
Riwayat diet. Perawat
menetapkan jenis makanan yang klien inginkan dalam sehari. Perawat menghitung
penyajian buah-buahan,sayur-sayuran,sereal dan roti.
·
Riwayat olahraga.
Perawat meminta klien menjelaskan tipe dan jumlah olahraga yang dilkukannya
setiap hari secara spesifik.
·
Riwayat pembedahan atau
penyakit yang mempengaruhi saluran GI.
·
Riwayat pengobatan.
Perawat menanyakan,apakah klien mengkonsumsi obat-obatan yang mungkin mengubah
defekasi atau karakteristik feses.
·
Riwayat sosial. Klien
mungkin memiliki banyak aturan dalam kehidupannya.
b. Data
obyektif
·
Gambaran setiap
perubahan terbaru dalam pola eliminasi.
·
Deskripsi klien tentang
karakteristik feses. Perawat menentukan warna khas feses,konsistensi feses yag
biasanya encer atau padat atau lunak atau keras.
·
Gambaran asupan cairan
setiap hari. Hal ini mungkin meliputi tipe dan jumlah cairan
·
Pengkajian penggunaan
alat bantuan buatan di rumah.
·
Keberadaan dan status
deversi usus.
·
Status emosional klien
dapat mengubah frekuensi defekasi secara bermakna.
·
Mobilitas dan
ketangkasan perlu di evaluasi untuk menentukan perlu tidaknya peralatan atau
personil tambaha untuk membantu pasien.
Pemeriksaan penunjang
a. Anoskopi
Yaitu skop kaku yang digunakan untuk
memeriksa kanal anal.
b. Sigmoidoskopi
Adalah skop kaku yang digunakan untuk
melihat rektum dan kolon sigmoid,berturut-turut,untuk bukti
ulserasi,tumor,polip atau proses patologis lainnya.
c. Kolonoskopi
Merupakan prosedur yang digunakan untuk
mengangkat polip dengan snar khusus dan kauter melalui kolonoskop.
d. Enteroskopi
Endoskop yang digunakan untuk prosedur
ini sangat panjang dan fleksibel serta mempunyai balon pada ujungnya.
e. Ultrasonografi
abdomen
Merupakan teknik diagnostik noninfasif
dimana gelombang bunyi dimsukkan melalui
struktur tubuh internal dan dipanulkan kembali,yang menghasilkan citra
organ dan struktur abdomen pada oskiloskop. Prosedur ini secara umum digunakan
untuk mengetahui ukuran dan konfigurasi instruktur abdomen.
f. Tomografi
komputer
Merupakan metode diagnostik yang
memberikan pencitraan potongan silang untuk memungkinkan organ dan struktur
abdominal terobservasi lebih langsung.
g. Tes
feses
h. Warna feses
·
Bila darah keluar dalam
jumlah cukup kedalam saluran GI atas darah menghasilkan warna hitam seperti
melena.
·
Darah yang masuk bagian
bawah saluran GI atau melewati saluran GI dengan cepat tampak merah terang dan
gelap.
i.
Laparoskopi
Teknik ini dilakukan denagn menggunakan
laparoskop serat optik khusus yang memungkinkan visualisasi langsung terhadap
organ dan struktur di dalam abdomen,fungsinya untuk mendiagnosis penyakit GI
telah diperluas.
3.
Nyeri telan
Pengkajian
a. Data
subyektif
·
Nafsu makan = anoreksia
·
Adakah ketidak nyamanan
saat menelan ? nyeri saat menelan
·
Pada makanan, apa
dirasakan nyeri ?
·
Apakah perubahan posisi
mempengaruhi ketidak nyamanan ?
·
P = provoking(pemacu)
faktor yang mempergawat atau meringankan nyeri.
Q = Quality (kualitas)
tumpul,tajam,robek
R = region (daerah) daerah penjalaran ke
darah lain
S = Severity (keganasan) atau
intensitas.
T = time (waktu) srangan,
lamanya,kekerapan, sebab.
·
Adakah gejala lain yang
terjadi.
b. Data
obyektif
·
Amati perubahan prilaku
·
Amati ekspresi wajah
·
TTV
Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan
endoskopi
b. Pemeriksaan
esofagogastroskopi untuk menyingkirkan kelainan struktur yang berhubungan
dengan disfagia.
4.
Diare
Pengkajian
a. Data
subyektif
·
Menanyakan riwayat
kesehatan dan pola eliminasi sebelumnyax
·
Terapi apa yang sedang
dilakukan.
·
Adakah kram abdomen dan
nyeri
b. Data
obyektif
·
Konsistensi feses
-
Cair atau berminyak
-
Mukus
- Puss
- Darah
- Bau tidak sedap
- warna
·
Berat badan pasien
menurun
·
TTV
·
Takikardi
·
Auskultasi = bising
usus meningkat > 35x/menit
·
Mukosa kering .
Pemeriksaan
penunjang:
a. Hitung
darah lengkap
b.
Sifat kimia
c.
Urinalisis
d.
Pemeriksan feses rutin
e.
Pemeriksaan feses untuk
organisme infeksius atau parasit.
f.
Proktosigmoidoskopi
g.
Enema barium
5. Mual
dan muntah
Pengkajian
a. Data
subyektif:
·
Adakah penurunan nafsu
makan = anoreksi
·
Adakah gangguan saat
menelan = sensasi tersedak
·
Melaporkan mual
b.
Data Obyektif
·
Peningkatan Asam
lambung
·
Peningkatan produksi
saliva
Pemeriksaan
penunjang:
a. Pemeriksaan
elektrolit
b. Pemeriksaan
endoskopi bagian atas untuk mendeteksi adanya penyakit ulkus atau keganasan
gastroesofageal
c. Pemeriksaan
radiografi barium usus halus untuk menunjukan adanya obstruksi usus halus
partial
d. Pemeriksaan
kolonoskopi untuk mendeteksi adanya obtruksi kolon
e. USG
/ CT Scan abdomen dapat menunjukan proses inflamasi pada abdomen dan CT scan/
MRI kepala dapat mendeteksi sumber mual dan muntah dikepala.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Brunner,sudart
. 2002. Keperawatan Medikal bedah . Jakarta : EGC
2. De
Jong. 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta. EGC
3. Doengoses
. 2000 . rencan asuhan keperawatan. Jakarta: EGC
4. Gleadle,jonathan.
2007 . anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga
5. Long
C, Barbara . 1996. Perawatan medikal bedah. Bandung: IAPK
6. Lynda,juall
. 2000. Diagnosa keperawatan . jakarta: EGC
7. Perry,potter.
2006. Fundamental keperawatan. Jakarta: EGC
8. Nanda.
2011. Diagnosis keperawatan. Jakarta : EGC
tampilan blognya bagus
BalasHapusTerimakasih.. yang terpenting isinyakan..
BalasHapus